Pelangi yang Tak Bosan Diputar Berulang-ulang

Oleh Zulham Yusuf/medium.com

Lagu ini berjudul Uleue Raja Timoh. Secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti naga telah muncul. Uleu raja timoh sebenarnya frasa dalam bahasa Aceh untuk menyebut pelangi. Fenomena alam banyak warna itu, yang biasanya mejeng di dinding langit setelah hujan reda. Dalam cerita-cerita orang tua kepada anaknya itu adalah wujud naga yang sangat besar dan panjang.

Uleu Raja Timoh dinyanyikan Zulfan Amroe, vokalis Amroe & Pane Band yang ngetop dengan lagu Eh Malam Gam. Sementara akustik di mainkan oleh Fuadi Keulayu, gitaris dan juga vokalis band indie Aceh Seungkak Malam Seulanyan.

Saya tak terlalu paham soal musik, selera saya masih level bintang lima. Asal enak dan nyaman di telinga, saya berkesimpulan lagu itu tak bosan jika diputar berulang-ulang. Salah satunya, lagu Uleu Raja Timoh ini. Musiknya terasa sederhana, dan petikan gitar Fuadi itu membuat badan saya bergoyang ritmis dengan sendirinya mengikuti alur musik.

Ditambah dengan lirik lagu yang padanan kata-kata dalam bahasa acehnya cukup mengena, lagu ini memang didedikasikan kepada anak-anak. Begitu kata Zulfan Amroe suatu kali. Ia mengisahkan tentang keindahan pelangi, dan merangkainya dengan cerita-cerita orang tuanya semasa kanak-kanaknya tentang fenomena alam sehabis hujan itu.

Kemampuan Zulfan Amroe dalam mencipta lirik lagu memang sudah mumpuni. Kebanyakan lirik lagu-lagu Amroe & The Pane Band adalah hasilnya garapannya. Tidak hanya itu, band indie lainnya bernama Genk Tengkorak dibesut khusus untuk mengakomodir lirik-lirik lagunya yang lebih berfokus pada kritik sosial.

Tapi jangan tanyakan eksistensi Genk Tengkorak di Aceh. Hanya orang-orang tertentu saja yang tahu keberadaan musik Genk Tengkorak. Setahu saya Genk Tengkorak juga sangat jarang tampil di panggung-panggung besar. Jika ingin mendengar lagu Genk Tengkorak, di Youtube sudah ada.

Kembali ke Uleu Raja Timoh, saya kira ini musik Aceh paling enak. Ia tak menggebu, dan yang paling penting bisa menggugah, seperti kata pengkritik dan politikus Britania Raya, Edward Bulwer-Lytton. “Musik, sekali masuk ke dalam jiwa, akan menjadi semacam semangat, dan tidak akan pernah mati.”[]